Label

Senin, 21 September 2015

Membayangkan Bon Jovi Selfie bareng Jokowi






Sumber gambar di sini
Tahun 1995 silam, Jokowi belumlah terkenal ketika band rock asal New Jersey, Amerika Serikat, Bon Jovi konser di Indonesia. 20 tahun kemudian, band yang dibentuk di tahun 1983 ini kembali menuntaskan dendam kerinduan dengan fansnya di Indonesia.

Tentu, Jokowi yang bukan apa-apa di tahun 1995 sekarang menjadi orang nomor satu di negara yang masyarakatnya gemar selfie. Jangankan masyarakat bawah, tokoh elite sebuah partai pun doyan mengumbar foto narsisnya dengan orang terkenal. Tidak percaya. Ah! Percaya sajalah, kawan. Jika ragu, tengoklah semua jenis media. Apakah ada yang alpa memuat foto selfie Fadli Zon dengan bakal calon presiden Amerika Serikat, Donal “Bebek” Trump?

Lantas! Mengapa Jokowi. Ya, iyalah. Masak Setya Novianto atau Fadli Zon. Bukankah Jokowi dikenal juga penggemar musik rock. Konser sisa-sisa Guns N Roses tahun 2012 lalu menjadi sedikit bukti kalau eks Walikota Solo ini menyukai musik rock. Bahkan, jika harus sedikit jujur, pasti ada musisi di negeri ini iri dengan sikap bassis Metallica, Robert Trujillo yang mengirimkan gitar bas kepadanya. Jika tidak ada. Baiklah, maafkan praduga saya. Sungguh, tidak ada maksud saya memikirkan yang tidak-tidak.

Kembali ke laptop. Bayangkanlah personil Bon Jovi tanpa kehadiran gitaris, Richi Shambora yang telah hengkang itu. Tetapi, tetap saja tidak mengurangi minat fans untuk menonton walau sebagian tertipu dengan tiket palsu. Duh! Selalu saja ada yang mengail ikan di air keruh. 

Sumber di sini
Niat awal Bon Jovi ialah menggelar konser. Namun, dalam prosesnya mereka menghadiri undangan Jokowi ke sebuah forum di mana presiden penggemar musik rock itu hendak mengumumkan program sakti penyelematan rupiah yang terus dibonsai dollar atau sedang mengumumkan penanggulangan darurat asap di Sumatera dan Kalimantan.

Dan, di sanalah, di forum yang disiarkan langsung seluruh televisi Indonesia awak Bon Jovi berfoto selfie dengan sang Presiden kemudian foto itu secepat angin menghiasi media sosial. Sial bagi Bon Jovi, kegiatan yang melenceng itu diketahui oleh vokalis Guns N Roses, Axl Rose. Tak berselang lama, gitaris Black Sabbath, Tony Iommi dan vokalis Napalm Death, Barney Greenway juga mengetahuinya.

Ketiga musisi rock itu lalu mengaduhkan Bon Jovi ke Mahkamah Kehormatan Musik Rock Dunia. Tidak sepantasnya Bon Jovi menuruti undangan Presiden ketujuh Republik Indonesia itu. Meski Jokowi gemar musik rock, ia tidak mengindahkan protes ketiga musisi rock yang dulu meminta Jokowi membatalkan hukuman mati  kepada Andrew Chan dan Myuran Sukumaran dari kelompok yang disebut Bali Nine dan Mary Jane Fiesta Veloso. Kita tahu, hanya Mary Jane asal Filipina yang ditangguhkan.

Jadilah Bon Jovi menjadi ajang olok-olok di masyarakat dunia pecinta rock. Dosanya cuma satu, karena melenceng dari agenda awal. Bagi musisi rock dunia, hal tersebut sungguhlah memalukan karena telah meruntuhkan harkat dan martabat bangsa musik rock. Mengapa Bon Jovi begitu labil. Bukankah lebih terhormat jika konser dibatalkan saja sebagaimana yang dialaminya di negeri Tiongkok karena mendukung Dalai Lama.

Dari pengakuan Bon Jovi, ia memahami kalau menghadiri undangan presiden bukanlah masalah. Menurutnya, Jokowi tidak ingin mencampuradukkan dunia musik dengan hukum suatu negara. Jika ingin menggelar konser silakan saja. Dan, kami selaku pemerintah berhak menetapkan hukum bagi yang melanggar.

Lebih lanjut vokalis band, Jhon Bon Jovi, menerangkan kalau Jokowi itu tidak memanfaatkan Bon Jovi untuk kampanye mendukung pembangunan Waduk Jatigede. “Pembicaraan kami lebih mengarah pada situasi pribadi saja, misalnya, mengenai hengkangnya Richi Sambora dan kemungkinan menggelar konser di tahun-tahun mendatang. Itu saja, tidak lebih.” Terangnya.

Tetapi, Axl Rose,  Tony Iommi, dan Barney Greenway tidak bergeming. Mereka tetap mengajukan Bon Jovi ke Mahkamah Kehormatan Musik Rock Dunia. Menuntut Bon Jovi agar turun takhta dan tidak boleh menggelar konser di negara mana pun di dunia selama lima tahun.

Bagaimana hasil akhirnya, entahlah. Saya juga tidak mengikuti perkembangannya. Lagi pula ini cuma khayalan. Namun, ngomong-ngomong bagaimana dengan keriuhan foto selfie Fadli Zon, ya? 

***
Makassar, 12 September 2015

Tidak ada komentar:

Posting Komentar