![]() |
Sumber gambar di sini |
Tahun 1995 silam,
Jokowi belumlah terkenal ketika band rock asal New Jersey, Amerika Serikat, Bon
Jovi konser di Indonesia. 20 tahun kemudian, band yang dibentuk di tahun 1983
ini kembali menuntaskan dendam kerinduan dengan fansnya di Indonesia.
Tentu, Jokowi yang
bukan apa-apa di tahun 1995 sekarang menjadi orang nomor satu di negara yang
masyarakatnya gemar selfie. Jangankan masyarakat bawah, tokoh elite sebuah
partai pun doyan mengumbar foto narsisnya dengan orang terkenal. Tidak percaya.
Ah! Percaya sajalah, kawan. Jika ragu, tengoklah semua jenis media. Apakah ada
yang alpa memuat foto selfie Fadli Zon dengan bakal calon presiden Amerika
Serikat, Donal “Bebek” Trump?
Lantas! Mengapa
Jokowi. Ya, iyalah. Masak Setya Novianto atau Fadli Zon. Bukankah Jokowi
dikenal juga penggemar musik rock. Konser sisa-sisa Guns N Roses tahun 2012
lalu menjadi sedikit bukti kalau eks Walikota Solo ini menyukai musik rock.
Bahkan, jika harus sedikit jujur, pasti ada musisi di negeri ini iri dengan
sikap bassis Metallica, Robert Trujillo yang mengirimkan
gitar bas kepadanya. Jika tidak ada. Baiklah, maafkan praduga saya. Sungguh,
tidak ada maksud saya memikirkan yang tidak-tidak.
Kembali ke laptop. Bayangkanlah
personil Bon Jovi tanpa kehadiran gitaris, Richi Shambora yang telah hengkang
itu. Tetapi, tetap saja tidak mengurangi minat fans untuk menonton walau
sebagian tertipu dengan tiket palsu. Duh! Selalu saja ada yang mengail ikan di
air keruh.
![]() |
Sumber di sini |
Niat awal Bon Jovi ialah
menggelar konser. Namun, dalam prosesnya mereka menghadiri undangan Jokowi ke
sebuah forum di mana presiden penggemar musik rock itu hendak mengumumkan
program sakti penyelematan rupiah yang terus dibonsai dollar atau sedang
mengumumkan penanggulangan darurat asap di Sumatera dan Kalimantan.
Dan, di sanalah, di
forum yang disiarkan langsung seluruh televisi Indonesia awak Bon Jovi berfoto
selfie dengan sang Presiden kemudian foto itu secepat angin menghiasi media
sosial. Sial bagi Bon Jovi, kegiatan yang melenceng itu diketahui oleh vokalis
Guns N Roses, Axl Rose. Tak berselang lama, gitaris Black Sabbath, Tony Iommi dan
vokalis Napalm Death, Barney Greenway juga mengetahuinya.
Ketiga musisi rock
itu lalu mengaduhkan Bon Jovi ke Mahkamah Kehormatan Musik Rock Dunia. Tidak
sepantasnya Bon Jovi menuruti undangan Presiden ketujuh Republik Indonesia itu.
Meski Jokowi gemar musik rock, ia tidak mengindahkan protes ketiga musisi rock
yang dulu meminta Jokowi membatalkan hukuman mati kepada Andrew Chan dan Myuran Sukumaran dari
kelompok yang disebut Bali Nine dan Mary Jane Fiesta Veloso. Kita tahu, hanya
Mary Jane asal Filipina yang ditangguhkan.
Jadilah Bon Jovi
menjadi ajang olok-olok di masyarakat dunia pecinta rock. Dosanya cuma satu,
karena melenceng dari agenda awal. Bagi musisi rock dunia, hal tersebut
sungguhlah memalukan karena telah meruntuhkan harkat dan martabat bangsa musik
rock. Mengapa Bon Jovi begitu labil. Bukankah lebih terhormat jika konser
dibatalkan saja sebagaimana yang dialaminya di negeri Tiongkok karena mendukung
Dalai Lama.
Dari pengakuan Bon
Jovi, ia memahami kalau menghadiri undangan presiden bukanlah masalah.
Menurutnya, Jokowi tidak ingin mencampuradukkan dunia musik dengan hukum suatu
negara. Jika ingin menggelar konser silakan saja. Dan, kami selaku pemerintah
berhak menetapkan hukum bagi yang melanggar.
Lebih lanjut vokalis
band, Jhon Bon Jovi, menerangkan kalau Jokowi itu tidak memanfaatkan Bon Jovi
untuk kampanye mendukung pembangunan Waduk Jatigede. “Pembicaraan kami lebih
mengarah pada situasi pribadi saja, misalnya, mengenai hengkangnya Richi
Sambora dan kemungkinan menggelar konser di tahun-tahun mendatang. Itu saja,
tidak lebih.” Terangnya.
Tetapi, Axl Rose, Tony Iommi, dan Barney Greenway tidak bergeming.
Mereka tetap mengajukan Bon Jovi ke Mahkamah Kehormatan Musik Rock Dunia.
Menuntut Bon Jovi agar turun takhta dan tidak boleh menggelar konser di negara
mana pun di dunia selama lima tahun.
Bagaimana hasil
akhirnya, entahlah. Saya juga tidak mengikuti perkembangannya. Lagi pula ini
cuma khayalan. Namun, ngomong-ngomong bagaimana dengan keriuhan foto selfie
Fadli Zon, ya?
***
Makassar, 12
September 2015
Tidak ada komentar:
Posting Komentar