Sejak masa sekolah, mulai dari jenjang SMP hingga SMA,
rambutku kubiarkan tumbuh memanjang. Walau terkadang gerah, itu bukan alasan
memotongnya. Hingga saya kuliah, bekerja, dan kini menjadi ibu seorang anak
lelaki. Rambutku tetap kubiarkan memanjang. Saya senang saja. Membuatku merasa
beruntung meski anakku sering menariknya.
Di luar dugaan, rupanya suamiku memberi perhatian. Tepatnya
teguran. Karena anak kami yang telah berusia sebelas bulan terkadang menjambak
rambutku. Dikiranya mungkin sebuah mainan yang dapat ditarik-tarik. Padahal,
setiap tarikannya membuatku merasakan sakit di kulit kepala. Setelahnya, derita
belum berakhir. Beberapa helai rambutku rontok. Berserakan ke lantai yang
kemudian menjadi rutinitas suamiku yang memungutnya. Oh, rupanya itulah muasal
perhatian. Eh, maksud saya, teguran.
Duh! Sungguh saya heran sekaligus rikuh. Kuingat masa
pacaran kami, lelaki yang kini dipanggil Bapak oleh anak lelaki yang selalu
memainkan rambutku itu. Tak pernah mengurusi atau memberi komentar terkait
rambutku. Malah, ia memujinya dan menjadi daya tarik mengapa ia kemudian
menitip salam. Walau kuyakin itu hanyalah gombal.
Tetapi sudahlah, masa lalu itu cukuplah menjadi kenangan
saja. Tantangannya sekarang, bagaimana mencari solusi atas teguran yang
menghampiri setiap kali anakku memainkan rambutku. Menghentikannya tentulah
jalan pintas, karena kuyakin anak itu baru akan berhenti seiring usianya. Lalu,
apakah saya harus menanti itu. Dengan kata lain, terus membiarkan sakit di
kulit kepala dan mendengar ulangan teguran dari suami.
Ya, Tuhan! Tolonglah hambamu ini.
Jalan curhat akhirnya kutempuh, kusampaikan apa yang kualami
pada teman se masa SMA yang kini berprofesi perias pengantin. Ia menyambutku
dengan kelakar, sepertinya kisahku merupakan peristiwa humor paling lucu yang
baru saja ia dengar.
Setelah puas, barulah ia mulai memberikan tips yang selama
ini ia terapkan. Selanjutnya, tinggallah saya mendengar semua petuahnya. “Memperlakukan rambut sama dengan merawat
anggota tubuh yang lain. Jika kita merasa lemas, maka perlu asupan vitamin.
Rambut pun demikian.” Ia menasihati.
Ia juga menceritakan
pengalamannya mencoba ragam vitamin sebelum akhirnya menemukan vitamin rambut Hair Repair dari Ellips. Hal ini diketahui setelah ia mengikuti pelatihan
kecantikan. Dari salah satu narasumber, ia disarankan berburu informasi di
internet. Dan, merekomendasikan mengunjungi website http://www.ellipshaircare.com.
Dari sanalah selanjutnya
memperoleh tips perawatan rambut sehat.
Rupanya, informasi yang didamba guna memperkaya pengetahuan perawatan rambut
memuaskannya. Tahulah dia mengenai produk
vitamin perawatan rambut,
seperti Ellips Vitamin, Ellips Masker, dan Ellips Milkshake Conditioner
dengan segala variannya.
![]() | |
Hair Treatment (Sumber gambar di sini) |
Ia menyarankan terlebih
dahulu mencoba vitamin rambut Hair Treatment sebagai perawatan rambut rusak
selama sebulan kemudian beralih ke Hair Vitality untuk menguatkan dan melembutkan
rambut. Aneka vitamin rambut ini mengandung Formulasi Pro Keratin Complex dan Jojoba Oil. Formulasi ini melawan perusakan
kimiawi pada proses curling dan bonding.
![]() |
Hair Vitality (Sumber gambar di sini) |
Selanjutnya, rambutku
semakin halus dan akarnya kuat. Hal ini tentu saja menjadi kebahagiaan. Sebab anakku
masih bisa memainkan rambutku dan suamiku tak perlu lagi memberi perhatian
(teguran) karena kerontokan tak terjadi lagi. Amazing!
***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar